Pound yang dipasangkan dengan dolar mencapai level tertinggi baru dalam tiga tahun kemarin, mencapai puncak di 1,3467. Pergerakan harga ini didorong tidak hanya oleh penurunan dolar AS secara umum, tetapi juga oleh kekuatan pound, yang bereaksi terhadap laporan CPI Inggris yang dirilis pada hari yang sama. Rilis tersebut melampaui bahkan prediksi paling optimistis, yang mencerminkan percepatan inflasi—setiap komponen laporan tersebut menunjukkan hasil positif, secara signifikan melampaui ekspektasi.
Misalnya, Indeks Harga Konsumen bulanan melonjak menjadi 1,2% pada bulan April setelah turun menjadi 0,3% pada bulan sebelumnya (prediksi: 1,1%), menandai laju pertumbuhan tercepat sejak April 2023. Dalam skala YoY, CPI utama naik menjadi 3,5% dari 2,6%, sementara sebagian besar analis memperkirakan kenaikan yang lebih moderat menjadi 3,2%. Ini juga merupakan rekor multibulan—level tertinggi sejak Januari tahun lalu.
CPI inti juga memasuki "zona hijau". Setelah turun selama dua bulan sebelumnya dan mencapai 3,4% pada bulan Maret, angkanya meningkat menjadi 3,8% pada bulan April, level tertinggi sejak April 2024.
Indeks Harga Ritel (RPI), yang dipantau ketat dalam negosiasi upah, juga melonjak secara signifikan. Dalam skala MoM, RPI melonjak menjadi 1,8% (naik dari hanya 0,3% sebelumnya)—tingkat pertumbuhan tercepat sejak Oktober 2022. Dalam skala tahunan, setelah dua bulan penurunan (turun menjadi 3,2%), angkanya melonjak menjadi 4,5%, level tertinggi sejak Februari tahun lalu.
Data bulan April juga menunjukkan lonjakan inflasi sektor jasa, yang naik menjadi 5,4% dari 4,7% pada bulan sebelumnya.
Di satu sisi, kenaikan tajam inflasi ini meningkatkan kemungkinan bahwa Bank of England akan menahan diri untuk tidak terus menurunkan suku bunga. Ini menunjukkan bahwa BoE mungkin mengambil pendekatan wait-and-see tidak hanya pada pertemuan bulan Juni (skenario yang sebagian besar sudah diperhitungkan) tetapi juga pada bulan Agustus. Terutama karena ekonomi Inggris dalam kondisi yang relatif baik: pada Q1 2024, PDB naik sebesar 0,7% quarter-over-quarter setelah pertumbuhan minimal 0,1% pada Q4 2023 (prediksi 0,5%). Dalam skala YoY, ekonomi tumbuh sebesar 1,3% (dibandingkan prediksi 1,2%).
Di sisi lain, pentingnya laporan inflasi kemarin tidak boleh dibesar-besarkan. Lebih tepatnya, tidak boleh menarik kesimpulan terburu-buru berdasarkan satu laporan. Lonjakan inflasi bulan April sebagian besar disebabkan oleh kenaikan Pajak Kendaraan Bermotor (VED) di Inggris. Mulai 1 April, perubahan besar pada VED mulai berlaku, memengaruhi baik kendaraan mesin pembakaran internal tradisional maupun mobil listrik (yang sebelumnya dibebaskan). Selain itu, pemilik kendaraan yang bernilai lebih dari £40.000 sekarang dikenakan biaya tambahan.
Menurut para analis, dampak perubahan pajak ini akan tercermin dalam data inflasi selama beberapa bulan, mungkin hingga satu tahun. Namun, dampak puncak diperkirakan terjadi pada April–Mei karena banyak pengemudi memilih untuk membayar VED secara tahunan untuk menghindari biaya tambahan (sebagian besar opsi pembayaran lainnya dikenakan biaya tambahan).
Oleh karena itu, data inflasi bulan April harus dilihat melalui lensa ini. Terutama karena komponen lain dari laporan, seperti perawatan kesehatan, sewa, dan makan, menunjukkan penurunan.
Prospek dan Sentimen Pasar
Menurut pandangan saya, para trader GBP/USD akan dengan cepat memperhitungkan data inflasi kemarin, mengingat sifatnya yang terdistorsi. Situasi perlu dipantau secara dinamis. Itu sebabnya pembeli gagal bertahan di atas 1,3450, mundur ke kisaran bawah 1,34. Masa depan tren bullish sekarang ada di tangan greenback, yang telah menghentikan penurunannya. Kemarin, Indeks Dolar AS mencapai titik terendah dua minggu di 99,20, tetapi hari ini momentum penurunan melambat. Pasangan dolar utama, termasuk GBP/USD, bereaksi dengan sesuai.
Semua ini menunjukkan bahwa baik pembelian maupun penjualan GBP/USD pada tahap ini tampak berisiko. Dolar tetap rentan di tengah meningkatnya pesimisme atas pembicaraan perdagangan AS–Tiongkok (dan AS–UE), jadi posisi short pada GBP/USD harus dihindari. Posisi long, bagaimanapun, akan menjadi relevan hanya jika para bull berhasil menembus level resistance 1,3450 (Bollinger Band atas pada timeframe D1). Seperti yang kita lihat, bahkan selama impuls bullish, bull GBP/USD tidak dapat mengatasi hambatan ini. Tetapi jika upaya berikutnya untuk membentuk breakout berhasil (yaitu, jika indeks dolar melanjutkan penurunannya), posisi long akan kembali dibenarkan. Target untuk pergerakan naik terletak di 1,3520, Bollinger Band atas pada grafik W1 (mingguan).