Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, lembaga pemeringkat Moody's menurunkan peringkat penerbit jangka panjang dan utang senior tanpa jaminan Amerika Serikat dari Aaa menjadi Aa1, yang memicu kekhawatiran di seluruh pasar keuangan dan memicu kembali perdebatan di antara para analis dan ekonomi.

Menurut Moody's, penurunan peringkat tersebut mencerminkan kemerosotan terus-menerus posisi fiskal AS. Prospek peringkat tersebut telah direvisi dari negatif menjadi stabil, ini menandakan bahwa meskiun negara tersebut masih mempertahankan fundamental kelembagaan dan ekonomi yang kuat, dinamika utangnya yang membutuk tidak dapat diabaikan.

Penurunan peringkat satu posisi ini tergolong signifikan bagi negara yang telah lama meraih peringkat kredit tertinggi di Moody's. Lembaga tersebut mengutip utang federal yang terus bertambah dan pembayaran bunga yang meningkat, angkanya kini jauh melampaui negara-negara lain dalam tingkat peringkat yang sama."Pemerintahan dan Kongres AS berturut-turut telah gagal menyetujui langkah-langkah untuk membalikkan tren defisit fiskal tahunan yang besar dan meningkatnya biaya bunga," kata Moody's dalam pernyataannya.

Lembaga tersebut memproyeksikan bahwa pada tahun 2035, defisit federal AS dapat tumbuh hingga 9% dari PDB, naik dari 6,4% pada tahun 2024. Selama periode yang sama, utang nasional dapat naik hingga 134% dari PDB, dengan pembayaran bunga menghabiskan sebanyak 30% dari pendapatan federal.

Meskipun terjadi penurunan peringkat, Moody's menekankan bahwa perubahan tersebut tidak mencerminkan hilangnya kepercayaan pada kekuatan lembaga AS atau kerangka inti kebijakan moneter Federal Reserve.

"AS mempertahankan kekuatan kredit yang luar biasa seperti ukuran, ketahanan, dan dinamisme ekonominya serta peran dolar AS sebagai mata uang cadangan global," catat lembaga tersebut.

Namun, Moody's memperingatkan bahwa tekanan fiskal membebani profil kredit Amerika. Meskipun risiko krisis keuangan akut tetap rendah berkat permintaan yang kuat untuk Obligasi Pemerintah AS, setiap peningkatan peringkat kembali ke Aaa di masa mendatang akan bergantung pada "implementasi reformasi fiskal untuk memperlambat secara signifikan dan akhirnya membalikkan kemerosotan dalam keterjangkauan utang dan defisit fiskal."